Wednesday, October 1, 2014

Refleksi #1


Ada perang hebat yang terjadi antara saya dan diri saya. Perang hebat antara kepala dengan kaki. Antara lidah dengan tangan. Antara siang dan malam saya. Antara mimpi dan kenyataan. Perang yang sepi, seperti perang dingin. Sampai akhirnya terjadi gencatan senjata. Saya menangis sejadi-jadinya. Marah sebesar-besarnya. Menyesal sedalam-dalamnya.

Lalu dalam gencatan senjata, saya mencoba mengingat-ingat. Apa yang terjadi dengan bagian-bagian dari diri saya ini? Saya terlalu overthinking.

***

Telpon berdering ‘kriiing’! Terdengar suara, “Halo, Tiara? Mamah ada?” jawab suara diujung sana. “Ada, tunggu sebentar ya tante!” Saya menjawab dengan dengan penuh semangat. Tiba-tiba kaki saya terasa mengecil, rumah saya terasa membesar. Ibu, yang sedang menjahit di meja ujung rumah, terlihat jauh. Saya berlari sekuat tenaga menuju ke sana, ‘chkiiiiitttt..!’. 
“Ibuuk, ada telpon dari Tante Lani!” Sambil berlaga seperti agen rahasia yang sedang berhati-hati, tidak lupa tangan bergaya seperti sedang memegang pistol. Ibu harus terselamatkan sampai tersambung ke Agen Lani. 
“Kamu tuh, Ya. Ngapain sih di dalem rumah lari-larian!?”

Karena, menjadi kecil adalah sesuatu yang sangat menyenangkan, memperhatikan dengan baik setiap jaraknya, dan selalu berada di tempat yang lebih luas dari kelihatannya. Awas nabrak!

***

(09:00) Damn, udah panas! Besok saya harus bangun pagi, jam 6. Pasti seger banget deh, masih bisa peregangan ngerasain matahari terbit. Lari pagi. Beli nasi uduk.

(21:00) “Yayaaa, main Get Rich yuk!”

(23:00) Hoaaahm. Kalo baca buku pasti deh cepet ngantuk...

(02:00) Menutup seluruh badan dengan selimut ... harus cepet tidur kalo gak mau sakit lagi livernya, kan nanti bangun pagi. Katanya mau jadi morning person?

(02:30) Menyibak selimut. Hhhaaahh pengap!

(10:00) Damn!

***

Bersambung ...

2 Oktober 2014
Tiaradewi :)