Monday, December 24, 2012

Sepenggal Skripsi

Konvensional, tapi menulis di atas kertas itu menyenangkan. Tapi tetap saja tekanan kemudahan menggiurkan, dunia akademis tetap membuat malam ini menjadi transformasi tulisan menuju ketikan. Tapi sebagai tips ringan, ternyata menguntungkan untuk menulis ide terlebih dahulu sebelum akhirnya menuangkan ke dalam sebuah ketikkan.
Ah, aku jadi semakin cinta dengan pulpen dan 'notebook' ku. Notebook konvensional kawan.
Malam ini aku mengetik kembali tulisan tentang catatan lapangan. Membuka kembali beberapa rekaman di ponsel dan camcorder. Oh skripsi, ini lah tugasku. Masih ada PR untuk membahas perempuan dan penggunaan bahasanya, juga 30 hari bercerita setiap hari bulan ini. Lagi lagi bahasa. Huufft. Selamat malam. Selamat menikmati isyarat semesta.



Meja dadakan selama di rumah, tadinya digunakan sebagai meja untuk mesin jahit. 

Dari catatan pribadi Evernote: 24 Desember 2012
Nb: Tentang perempuan nyunda itu tunggu ya, sedang on the way riset kecil kecilan.

Sunday, December 23, 2012

Penyemangat Bertaman

"Temen-temen, kira-kira di masa depan bagaimana ya?" saya buka pertanyaan. Dan, ada jawaban menarik dari pria kecil berkaca mata, "Banyak pohon, Kak!" saya tanya lagi, "Kenapa?" dia menjawab, "Kan, kita semua yang tanemin pohon, Kak." Hmm...
"Terus, ada apa lagi?" perempuan kecil berambut keriting bilang "Robot penanam bunga!"

Begitu kira-kira cuplikan percakapan Kak Galih seorang teman belajar di Rumah Belajar Semi Palar, mereka sedang membicarakan dan bernyanyi tentang Bumiku di Masa Depan. (klik untuk selengkapnya)

Berbicara tentang pohon, bunga, saya selalu berimaji tentang taman. Hutan, lapangan, bahkan jalan raya bisa menjadi taman. Yang terbayang adalah ketika sore hari bemain petak umpet atau bersepeda di taman, yang kala itu saya masih sekitar TK, sampai menginjak kelas 3 SD, kenangan bersama itu seperti terputus. Taman, seperti kata taman pada Taman Bermain, atau Taman Kanak-kanak. Kemudian saya ingat, Coyo! Dia sahabat saya yang bernama asli Cahaya, kami pernah bersama membuat tulisan tentang sebuah gerakan, Komunitas Taman Kota. Dan ternyata kenangan itu bisa dibuat lagi, tentang taman. Tidak boleh terputus...

Selamat Pagi, Bung! (Surat untuk Sang Prajurit)

Adakala Bung melempar senyum tidak perduli.
Aku paham, Bung mengingat dalam hati.
Apa daya Bung terlalu jaga diri.
Aku berada di antara Bung, bergembira.
Mencoba mengais restu ayah bunda.
Merajuk jalan alam semesta.
Menjadi pemuja harapan dalam doa.
Sejenak tawa Bung tiada lepas.
Percaya waktu akan lewat.
Aku menanti mata Bung yang selalu basah itu indah.
Semangat genderang untuk diri.
Bung berseru, bagian dari bumi.
Aku tidak pernah berhenti mengagumi.
Meski zaman membunuh dirinya sendiri.

Mencari celah, meminta Tuhan pertimbangkan arah.

Selamat Pagi, Bung!

(Buatku, setiap orang berhak dan wajib jadi prajurit untuk tetap melihat esok hari dengan keteguhan hati. Untuk Galih: terus semangat ya!)

Tiaradewi :)

Bekasi, 23 Des '12

Sunday, December 9, 2012

A Search to Remember


Banyak hal yang kita lewatkan, mungkin nggak bisa terulang. Atau bisa, tapi tidak sama rasanya.
Adakalanya berbagai macam dokumentasi hilang. Atau bahkan Facebook tidak sanggup menyimpannya untuk dikenang. Ini adalah beberapa perjalanan, dengan dokumentasi seadanya. Yang hilang masih tersimpan di memori dari Tuhan di dalam kepala.
A Search to Remember adalah semacam metode-metodean untuk mengenang.
(Klik sub-judul dibawah untuk dokumentasi yang lebih banyak lagi. Saya hanya ingin mengenang, dan berimaji. Semoga penasaran dan terinspirasi kembali. Untuk informasi lebih lanjut bisa tanya toko buku atau Google. Semoga Tuhan memberkati buku lebih dari Google.)


Saturday, November 17, 2012

Payau Ngeteh

Lanjutan dari Payau ...

Payau sedang melamun. Payau hobby sekali melamun belakangn ini. Setelah melamun, biasanya Payau tertidur. Kelelahan berpikir. Kemudian dalam tidurnya dia bermimpi:

Di Padang rumput yang gersang payau berjalan. Hey, pelangi. Apa kabarmu. Hari ini panas.. Biasanya kalo ada seorang teman dia akan bertanya, "panas banget apa panas aja.." hahaha.
Pelangi, kamu pikir aku tidak bisa menemukanmu. Kamu itu energy, terbias, dan berwarna.. Aku yang sedang lelah ini juga berwarna, mungkin karena tidak ada hujan. Tapi aku lelah. Ah, berkata apa aku ini, seharian aku hanya melamun.
Aku ingin terbang... Aku ingin terbang... 
Payau berjalan dalam mimpinya, melewati rumput kering sampai ia berada di rumput yang lebih hijau, dan ditumbuhi kamomil liar... yang melewati batas pagar. Payau mengambil kamomil kamomil itu. Kemudian menyebrangi pagar kayu yang membatasinya dengan hamparan kamomil yang lebih luas...


Payau terbangun. Kepalanya sakit. Jantungnya berdebar kencang. Ia belum belajar terbang hari ini, esok lusa akan ada pertunjukan terbang lagi.. Orang-orang desa akan datang untuk melihat apakah payau sudah bisa terbang atau belum. Dan sedari tadi dia hanya melamun. 

Mungkin ada hal lain yang bisa payau kerjakan. Payau butuh sesuatu untuk menenangkan dirinya. Untuk meyakinkan dirinya. Di genggaman tangan Payau ada beberapa bunga Kamomil....

Hmmm... Mungkin waktunya untuk secangkir teh Kamomil...



tiaradewi :)
Bekasi, 17 November 2012

Foto : 
Padang Chamomile diambil dari Wallpaperswide.com
There's Tea Between A Mess and Wisdom (foto kedua) diambil dari dokumentasi pribadi.

Friday, November 16, 2012

Tanah Liat Kekinian

Namanya Clay, kalo di bahasa Indonesia sih namanya lempung. Tau lempung? Tanah liat. Nah, mungkin karena jaman makin nggak mau susah, dan tanah liat juga udah ketumpuk sama bangunan dan beton makanya ada tanah liat versi kekinian ini. Sebenernya banyak versi dari benda-benda liat yang disebut Clay ini. ada yang terbuat dari tepung, ada yang dari bubur kertas, nah kalo yang ini mega kini, karena instan. Setelah clay dibentuk sesuai keinginan nggak perlu lagi di cat. Untuk mengubah warna tinggal di campur-campur aja dari warna yang berbeda-beda. Proses pengeringannya nggak perlu di panasin seperti polymer clay, iClay ini cuma butuhdidiamkan atau diangin-angini aja. Nanti juga mengeras sendiri.




Foto yang terakhir itu dokumentasi kenang-kenangan. Kerajaan clay yang dibuat oleh pasukan-pasukan yang menyerbu Pondok Permata. Seru!

tiaradewi :)
16 November 2012

Sunday, September 30, 2012

Posesif

Dulu waktu saya kecil, kalo mau tidur saya mengusahakan tangan bisa sentuh semua bantal guling, dan selimut yang ada di kasur. Atau paling tidak bagian tubuh saya menyentuh mereka semua.

Kalo dibayangin lagi posisi tidur jadi aneh.
Kira-kira begini posisi tidurnya

Monday, August 20, 2012

Payau

Namanya Payau, dia baru belajar terbang. Rahim dan tangan yang mengasuh yang mengajarinya terbang. Payau berlari. Terlalu jauh. Dia harus terbang kalau tidak ingin masuk jurang. Payau meloncat. Terlalu rendah. Angin tidak bisa menghantamnya sampai terbang. Dia lakukan berulang kali. Payau tidak sendiri. Payau disaksikan mata-mata yang melihatnya lahir. Mata-mata yang pernah mencoba terbang. Berhasil dan gagal. Tinggi dan mengharap Payau lebih dari itu.


Sesekali Payau lelah, kemudian ia pergi ke kebun untuk mencari mata air. Memetik buah kesemek yang tidak dia suka. Tapi apa mau dikata, perutnya lapar. Payau tidak pernah menanti kapan dia terbang. Dia hanya melakukannya saja. Itu yang dia tau. Sampai nanti, dia bisa sadar bahwa dia bukan hanya sedang mempelajari terbang. Kemudian Payau pulang berjalan kaki menuju rumahnya, pohon Ek.


.......



tiaradewi :)

Wednesday, February 8, 2012

SIOTOY

Anak : Bu, aku berangkat sekolah dulu.
Ibu : Yang rajin, biar jadi bintang kelas.

Pulang sekolah, di rumah.

Anak : Bu, aku udah jadi bintang kelas.
Ibu : Cepet amat, belom juga bagi rapot.
Anak : Semua temen kelasku juga diminta jadi bintang kelas sama orang tuanya. Bintang kan banyak tuh, bisalah kalo semua jadi bintang. Hebat kan bu, aku sama temen-temenku tuh bintaaang!
Ibu : Kamu jadi bintang yang paling terang berarti, bisa nggak? Kayak matahari noh.

Keesokan harinya, pulang sekolah juga, dirumah juga...