Sunday, May 18, 2014

Lachen is Gezond

Tertawa itu sehat. Sehat itu priceless...
Akhir-akhir ini, saya sering sakit, saya sedang kangen sama banyak hal. Sampai-sampai saya bingung, kenapa banyak sekali ya? Setelah melalui berbagai kontemplasi di kamar mandi, saya jadi paham, ‘banyak hal’ yang saya kangenin itu punya benang merah yang menghubungkan satu sama lain... Tertawa! Iya, saya kangen ketawa “ha ha ha ha” gitu!

Bukan hanya bikin saya jadi sarjana, tapi tertawa membuat saya belajar banyak sekali hal. Karena itu, tertawa membuat saya kangen sama banyak hal.

Mungkin karena rasanya enak. Tertawa dengan dengan sungguh-sungguh karena suatu hal yang lucu itu bagaikan perpaduan ragawi, duniawi dan surgawi. Kemudian, mereka beri petanda fenomena itu dengan sebutan: humor.

Humor, dalam doktrin ilmu Faal Kuno, adalah cairan dalam tubuh manusia yang terdiri dari empat macam: cairan darah, lendir, cairan empedu kuning dan cair empedu hitam. Berabad-abad lamanya, nenek moyang kedokteran kita menganggap keempat cairan tersebut menentukan temperamen seseorang.

Kini, humor dikatakan sebagai sesuatu yang merangsang kita untuk tertawa. Humor itu lucu. Begitu saja singkatnya. Kalau harus berfilosofi apa itu lucu? Tidak akan singkat. Karena resep penciptaan dalam tawa akan berkaitan dengan banyak hal di dunia. Benar-benar tidak singkat! Humor atau lucu, tumbuh dari campuran cairan dan zat-zat dalam tubuh dalam menanggapi situasi di luar logika yang umum disepakati. Kadang berlebihan, kadang terbalik, kadang berbohong, kadang polos, kadang naïf dan macam-macam lagi teknik berlogikanya. Tidak ada benar dan salah menurutnya, asalkan tertawa jadi akibatnya.

Efeknya juga mencengangkan, nyatanya, tertawa bisa meredakan amarah, bahkan menjadikannya lebih parah. Tertawa bisa mengagalkan tangis, bisa juga sampai menangis. Tertawa akan memusuhi rasa benci, dan kadang menertawakannya sendiri.
 
“Sebuah humor melawan stigma ketika semua orang menutup mata” - Mood Altering
Pada sekat-sekat logika manusia yang angkuh, tawa mencoba melepas isolasi dengan cara dan efeknya yang unik. Membentuk lingkaran isolasi baru yang lebih besar dan dihuni lebih banyak orang. Seperti dikatakan Bergson, bahwa tawa adalah implikasi dari semacam rahasia bersama dengan para penertawa lain, nyata maupun imajiner. Itulah mengapa tertawa bersama akan mencairkan manusia pada kelompok kelompok budaya dan mananggalkan perbedaan sedikit demi sedikit.

Kalau tawa bisa melakukannya untuk sebuah kumpulan manusia. Saya percaya, tertawa akan memberi fungsi sama bagi organ-organ dalam tubuh seseorang. Karena tertawa begitu kenyal dan elastis. Saya cukup menelannya, membiarkannya memasuki diri saya, mengenali semua keburukan di dalamnya yang sempat tidak begitu akrab satu sama lain. Tertawa akan menggapai hal-hal yang tidak bisa dilawan, tertawa bisa mencium mimpi-mimpi dan fantasi yang tidak bisa diciptakan, tertawa akan mengajak kecemasan saya untuk tertawa!

Saya kangen ketawa. Saya kangen mengerti bagaimana tertawa, saya kangen mempersilahkan otak saya berpikir tentang kelucuan, kemudian menyalurkannya ke perut sampai sakit, membiarkan otot meregang, membuka mulut untuk mulai ikut tersenyum. Saat itu terjadi, cairan dan zat-zat dalam tubuh saling bercampur, dinamis menggerus racun-racun pembawa sakit, membuncah keluar lewat mulut yang bersuara “HAHAHA!”

Lachen is gezond, tertawa itu sehat. Begitu kutipan yang diletakkan (Alm) James Danandjaja di halaman awal Humor Mahasiswanya, saya sepakat untuknya. Dengan tertawa, berarti saya sudah mengijinkan sebagian ingatan dimuntahkan bersama racun-racun tubuh saya, karena akan ada memori baru yang membekas setelah tertawa lepas. Mereka sebut dengan, indikasi kebahagiaan.
  
 “People laugh and tell jokes, and if you can learn the humor of a people and really control it, you know that you are also in control of nearly everything else”- Hall (1959/1968:56)

Terimakasih buat semua yang pernah membuat saya tertawa bahagia, kalian tidak ternilai :*

Bekasi, 18 Mei 2014. 01.54 wib
Tiaradewi  :)