Konon katanya, kretek orang kita
itu yang paling nikmat. Harganya bisa jadi mahal sekali kalo di luar negeri. Asapnya
liar membawa harum aroma cengkeh menyeruak ke sudut-sudut ruangan, hinggap di
sela gusi, menempel di kain dan bersembunyi di balik kuku jari yang menguning.
Seperti ayam KFC, tentu kretek punya saus rahasia.
Kretek menyimpan cerita dalam perjalanan
panjang sebelum ia menjadi backround jalan protokol kota dan menjadi foreground
warung-warung kecil di pinggirannya. Sebelum, ia menimbulkan banyak sekali
protes, mungkin protes muncul sebab kretek sudah mulai bersifat menguasai, tak
terkendali. Ratih Kumala menggunakan barikade
perspektif yang cukup kuat untuk mengisahkan Gadis Kretek. Idenya mampu
bermanuver sedemikian rupa untuk menghindari peluru subyektifitas pro-kontra
rokok, sehingga persoalan “merokok membunuhmu” tidak muncul sebagai gangguan dalam romantisme Gadis Kretek (meskipun nyatanya novel ini menuai banyak protes).
Gadis Kretek adalah keturunan
dari para leluhur kretek yang menemukan jalannya di dalam sejarah Indonesia,
khususnya Pulau Jawa. Dia ditakdirkan lahir dari tangan-tangan pegiat kretek,
yang 'giat' dalam arti kata sesungguhnya. Cerita yang penuh riwayat, cerita yang menyeluruh: Gadis Kretek sebagai bagian dari penghidupan besar di kota-kota kecil, sebagai saksi hidup kemerdekaan dan korban porak-poranda pembantaian atas tuduhan propaganda. Sesuai namanya, Gadis, ia akan jadi ibu kretek yang nantinya melahirkan anak-anak kretek yang tumbuh dewasa dan kokoh.
Kretek
bagi saya, tidak sama dengan produk bisnis kapital lainnya, selain pro dan
kotra yang bersarang di dalamnya, kretek melibatkan rasa, menyimpan luka
sekaligus cinta dan tak lupa, intrik. Sayang Ratih Kumala agak malu-malu untuk
lebih dalam menyelam dan mengambil data dari dasar untuk diluapkan ke permukaan.
Gadis Kretek sepertinya Kronik Betawi yang mendewasa.
Tiaradewi :)
Bekasi, 26 Feb 2015