Tertawa itu sehat. Sehat itu priceless...
Akhir-akhir ini, saya sering sakit, saya sedang kangen sama banyak hal. Sampai-sampai saya
bingung, kenapa banyak sekali ya? Setelah melalui berbagai kontemplasi di kamar
mandi, saya jadi paham, ‘banyak hal’ yang saya kangenin itu punya benang merah
yang menghubungkan satu sama lain... Tertawa! Iya, saya kangen ketawa “ha ha ha
ha” gitu!
Bukan hanya bikin saya jadi sarjana, tapi tertawa membuat saya belajar
banyak sekali hal. Karena itu, tertawa membuat saya kangen sama banyak hal.
Mungkin karena rasanya enak. Tertawa dengan dengan sungguh-sungguh
karena suatu hal yang lucu itu bagaikan perpaduan ragawi, duniawi dan surgawi. Kemudian, mereka beri petanda fenomena itu dengan sebutan: humor.
Humor, dalam doktrin ilmu Faal Kuno, adalah cairan dalam tubuh manusia
yang terdiri dari empat macam: cairan darah, lendir, cairan empedu kuning dan
cair empedu hitam. Berabad-abad lamanya, nenek moyang kedokteran kita
menganggap keempat cairan tersebut menentukan temperamen seseorang.
Kini, humor dikatakan sebagai sesuatu yang merangsang kita untuk
tertawa. Humor itu lucu. Begitu saja singkatnya. Kalau harus berfilosofi apa
itu lucu? Tidak akan singkat. Karena resep penciptaan dalam tawa akan berkaitan
dengan banyak hal di dunia. Benar-benar tidak singkat! Humor atau lucu, tumbuh
dari campuran cairan dan zat-zat dalam tubuh dalam menanggapi situasi di luar
logika yang umum disepakati. Kadang berlebihan, kadang terbalik, kadang
berbohong, kadang polos, kadang naïf dan macam-macam lagi teknik berlogikanya.
Tidak ada benar dan salah menurutnya, asalkan tertawa jadi akibatnya.
Efeknya juga mencengangkan, nyatanya, tertawa bisa meredakan amarah, bahkan
menjadikannya lebih parah. Tertawa bisa mengagalkan tangis, bisa juga sampai
menangis. Tertawa akan memusuhi rasa benci, dan kadang menertawakannya sendiri.
“Sebuah humor melawan stigma ketika semua orang menutup mata” - Mood Altering
Pada sekat-sekat logika manusia yang angkuh, tawa mencoba melepas
isolasi dengan cara dan efeknya yang unik. Membentuk lingkaran isolasi baru
yang lebih besar dan dihuni lebih banyak orang. Seperti dikatakan Bergson,
bahwa tawa adalah implikasi dari semacam rahasia bersama dengan para penertawa
lain, nyata maupun imajiner. Itulah mengapa tertawa bersama akan mencairkan manusia pada kelompok kelompok budaya dan
mananggalkan perbedaan sedikit demi sedikit.
Kalau tawa bisa melakukannya untuk sebuah kumpulan manusia. Saya
percaya, tertawa akan memberi fungsi sama bagi organ-organ dalam tubuh
seseorang. Karena tertawa begitu kenyal dan elastis. Saya cukup menelannya,
membiarkannya memasuki diri saya, mengenali semua keburukan di dalamnya yang
sempat tidak begitu akrab satu sama lain. Tertawa akan menggapai hal-hal yang
tidak bisa dilawan, tertawa bisa mencium mimpi-mimpi dan fantasi yang tidak
bisa diciptakan, tertawa akan mengajak kecemasan saya untuk tertawa!
Saya kangen ketawa. Saya kangen mengerti bagaimana tertawa, saya kangen mempersilahkan
otak saya berpikir tentang kelucuan, kemudian menyalurkannya ke perut sampai
sakit, membiarkan otot meregang, membuka mulut untuk mulai ikut tersenyum. Saat
itu terjadi, cairan dan zat-zat dalam tubuh saling bercampur, dinamis menggerus
racun-racun pembawa sakit, membuncah keluar lewat mulut yang bersuara “HAHAHA!”
Lachen is gezond, tertawa itu sehat. Begitu kutipan yang diletakkan (Alm) James Danandjaja di halaman awal Humor Mahasiswanya, saya sepakat untuknya. Dengan tertawa, berarti saya sudah mengijinkan sebagian ingatan dimuntahkan bersama racun-racun tubuh saya, karena akan ada memori baru yang membekas setelah tertawa lepas. Mereka sebut dengan, indikasi kebahagiaan.
“People laugh and tell jokes, and if you can learn the humor of a people and really control it, you know that you are also in control of nearly everything else”- Hall (1959/1968:56)
Terimakasih buat semua yang pernah membuat saya tertawa bahagia, kalian tidak ternilai :*
Bekasi, 18 Mei 2014. 01.54 wib
Tiaradewi :)
No comments:
Post a Comment