Sunday, June 28, 2009

Sebuah Botol Mineral

Jakarta. (hanya) antara Senen - Kebon Sirih

Sebuah kendaraan bernama bajaj membawa saya melaju santai menuju Kebon Sirih.
Rasanya Jakarta makin panass'!::

Laperr.

Aha .. di tas saya masih ada roti.

Seperti orang kelaperan pada umumnya "apa juga enak", saya nggak mikir ,, saya nggak punya minum !!
Di antara setir bajaj dan kaca depan nyangkut sebuah botol minum Aqua gede yang udah lusuh. Saya juga nggak ngerti, air di dalamnya lusuh juga atau cuma gara-gara botolnya aja.

Tapi ditengah ke 'seretan' nelen roti, air itu jadi amat jernih. Ditengah macet lampu merah (macet apa lampu merah sih!), abang bajaj menegak air dalam botol yang dari tadi mecuri perhatian saya. Glek .. Glek .. ahh . Makin auss.
Setelah melepas dahaga abang bajaj itu mngelap keringat yang dari tadi netes.
Buset tu muka langsuk diosek aja kayak ngamplas.

Namun tiba-tiba pikiran saya melayang ::

Seorang ibu di daerah perkampungan di tengah kota Jakarta::

Dengan keadaan rumah yang 'minimalis'.

Anak-anak kecil yang sedang bertengkar dengan menggunakan kata-kata kasar ala betawi. Anak-anak itu berlarian di rumah yang gak akan bisa buat mereka lari-larian lagi kalo umur mereka udah lebih besar sedikit ..
Ibu itu menuangkan air dari teko kedalam botol Aqua gede kemudian kemudian menutupnya rapat-rapat.
"ni pak bekelnya.." sang suami mengambil botol berisi air itu dan mulai menjalankan bajajnya. Melewati gang - gang sempit menuju Atrium Senen.
Dan takdirnya dialah abang bajaj yang sekarang bajajnya sedang saya tumpangi.

hahh .. Saya cuma pengkhayal..

Tapi pemandangan kali ini, membuat khayalan saya bertambah miriss.
Di perempatan Jalan Sabang::
Seorang ibu menyusui anaknya dipinggir jalan diatas gerobak!!
Sambil menyusui dia memperhatikan kendaraan yang melintas di jalanan termasuk saya, dan bajaj, dan sopir bajaj tentunya..
Lelaki sebayanya terlihat kurus, tua, berkeringat, berminyak.. (dugaan saya dia suaminya)
Jongkok di samping gerobak membenahi sampah-sampah kardus. merapikan dan menumpuknya. Hanya tumpukan kecil, yang kalo dijual mungkin hanya bisa buat beli gorengan hasilnya.
Anak anak kecil disekelilingnya bertengkar. Bertengkar ala anak-anak. Ada yang berebutan koin 500, ada yang berebutan botol Aqua!! yang tentu saja berisi air.

Saya sudah tidak mampu lagi mengkhayal, saya menyesal pernah melewatkan salah satu episode berita di tv tentang manusia gerobak.
Khyalan saya hanya masih bertanya tentang sebuahh bekel (dari istri tercinta) berupa sebuah air minum, yang kalo beli dijalan bisa aja ngluarin uang 4000 sampai 5000 rupiah.

Kenapa nggak dibekelin makanan ya tu abang bajaj??
Khayalan saya yang kurang spesifik, atau nggak jitu??
Saya hanya masih bertanya bagaimana sang manusia gerobak tidur di malam hari??
(ah ,, tau gitu gw nonton tuh:)
Saya hanya masih bertanya berapa ribu orang yang masih bergerobak, bahkan ber 'koran' ria di jalanan.
Dan pertanyaan lain tentang hidup yang benar-benar nyata, perlu diperjuangkan...
Lalu saya merasa gak ada gunanya ketika bajaj yang saya naikin akhirnya tiba di tempat tujuan
sementara

saya masih saja hanya mampu bertanya...


written at Saturday, January 24, 2009 at 3:32pm
tiaradewi :)

No comments: